JAKARTA, 4 Februari 2025 – Yonih seorang lansia di Pamulang dilaporkan meninggal dunia saat mengantre untuk membeli gas elpiji bersubsidi 3 kg. Kejadian ini memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk pakar hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar.
Zainal menyoroti bahwa meskipun ada banyak kemungkinan penyebab di balik kematian tersebut, peristiwa ini tetap menggugah keprihatinan mendalam.
"Saya tak punya kemampuan untuk melacak detail benarkah ini dan kenapa terjadi, Tentu saja bisa banyak penyebab utama di balik kematian beliau, Seribu satu alasan bisa dicari. Satu hal jelas, kecil atau besar bisa jadi ada relasinya" ucap Zainal.
Adik korban, Rohaya (51), bercerita, pada Senin pagi sang kakak masih beraktivitas seperti biasa, termasuk membuka warung dan menyiapkan lontong untuk berdagang.
"Tadi pagi saya masih ketemu, dia bilang mau antre gas. Saya sempat bilang nanti juga dianterin, tapi dia tetap berangkat. Biasanya antre di warung agen depan, ternyata dia pergi ke tempat yang lebih jauh," kata Rohaya.
Rohaya mengatakan kakaknya berangkat dari rumah sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa dua tabung gas kosong. Lansia perempuan itu berjalan kaki seorang diri untuk membeli gas elpiji di agen yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. Rohaya menyebut, Yonih tidak memiliki riwayat penyakit serius dan selama ini dikenal sebagai sehat serta pekerja keras. Yonih bekerja keras lantaran sedang menabung untuk beribadah umrah.
"Dia orangnya rajin, enggak mau diam. Saya sudah bilang enggak usah capek-capek, jualan sembako saja. Tapi dia tetap semangat cari tambahan, katanya buat umrah," jelas Rohaya.
Jenazahnya kini telah dimakamkan pada Senin sekitar pukul 15.30 WIB. Pihak keluarga pun masih berduka atas kepergian Yonih.