JAKARTA, 15 Agustus 2024 – Seorang mahasiswi kedokteran spesialis Universitas Diponegoro (Undip) berusia 30 tahun ditemukan tewas di kamar kosnya diduga bunuh diri. Polisi menyebut korban tewas usai menyuntikkan obat penenang di tubuhnya sendiri. Hasil olah TKP juga ditemukan buku harian di dalam kamar kos korban.
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono menyebut pihaknya mendatangi lokasi kamar kos di Kelurahan Lempongsari, Semarang pada Senin (12/8) pukul 23.00 WIB. Ternyata korban tengah menempuh Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi di Undip.
Agus menyatakan pihaknya juga menemukan buku harian korban di kamar kos itu. Dalam buku harian itu, yang bersangkutan menceritakan beratnya menjadi mahasiswa kedokteran dan menyinggung urusan dengan seniornya.
"Dia mungkin kan sudah komunikasi sama ibunya karena lihat buku hariannya itu kan kelihatannya merasa berat dalam arti itu pelajarannya berat, dengan senior-seniornya itu berat," kata Agus, Rabu (14/8).
korban sempat curhat kepada ibunya,minta resign karena tak tahan dengan seniornya yang berlebihan.
"Ibunya memang menyadari anak itu minta resign, sudah nggak kuat. Sudah curhat sama ibunya, satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," lanjut Agus.
Orang tua korban juga disebut langsung datang ke lokasi usai mendapat kabar tersebut. Agus mengatakan pihak keluarga langsung meminta korban dibawa pulang tanpa di autopsi.
"Ibunya menyadari minta dibawa ke Kariadi tidak diautopsi dan langsung dibawa ke Tegal," kata Agus.
Seorang mahasiswi kedokteran spesialis Universitas Diponegoro (Undip) berusia 30 tahun tersebut ditemukan tewas di kamar kosnya diduga bunuh diri. Polisi menyebut korban tewas usai menyuntikkan obat penenang di tubuhnya sendiri.
Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono menyebut pihaknya mendatangi lokasi kamar kos di Kelurahan Lempongsari, Semarang pada Senin (12/8) pukul 23.00 WIB. Dia ditemukan tewas dengan wajah kebiruan dan posisi miring seperti orang sedang tertidur.
"Mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," ujarnya.
Agus menyebut laporan tersebut berawal dari kecurigaan karena korban tak bisa dihubungi sejak pagi oleh pacarnya. Saat itu, kamar kos korban terkunci dari dalam dan rekan korban sempat mengira yang bersangkutan tak ada di kamar.
"Pagi jam 7 atau jam 8 itu pacarnya telepon, ditelepon nggak diangkat-angkat padahal berdering. Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kos-kosan Tembalang sana, dicek ke Tembalang sana kosong. Akhirnya balik lagi ke sana dicek sama ibu kosnya mau dibuka pakai kunci serep nggak bisa karena dikunci dari dalam, akhirnya panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal," jelas Agus.
Polisi juga sempat memanggil dokter dan diketahui korban meninggal karena obat penenang. Obat penenang itu disebut disuntikkan sendiri oleh korban ke tubuhnya.
"Obat untuk pelemas otot. Saya nggak bisa ngomong yang bisa ngomong dokter tapi obat itu seharusnya lewat infus," katanya.
Kasus yang menimpa mahasiswi itu mendapatkan atensi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pihak Kemenkes mengirim surat berisi pemberhentian program studi anestesi Fakultas Kedokteran (FK) Undip Semarang.
Perintah pemberhentian program studi anestesi FK Undip dikeluarkan oleh Direktur Jendral Pelayanan Kesehatan dr Azhar Jaya, melalui surat kepada Direktur Utama RSUP Dr Kariadi.
"Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di SUP Dr. Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro," kata dr Azhar, Rabu (14/8).
"Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan Langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP," lanjutnya